Anda ingin Kaya Raya !!!

Saya pernah mendengarkan khotbah Jum’at yang menarik perhatian. Pada saat itu, sang khotib mengemukakan pendapatnya yang kurang lebih seperti ini. “Untuk mengentaskan kemiskinan, kita semua harus memanfaatkan kekuatan memberi”, lalu ia melanjutkan, “maksud saya, kita tidak hanya mengajarkan para kaum papa atau fakir miskin untuk menerima, tetapi ajarkan mereka untuk memberi. Karena tidak mungkin mereka memiliki hidup yang lebih baik kalau hanya menerima. Menerima tidak membuat hidup kita menjadi lebih baik, tetapi dengan memberi, hidup kita Insya Allah menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Jadi ajarkan mereka untuk memberi, tentunya sesuai dengan kemampuan mereka. Pokoknya yang paling penting adalah biasakan untuk memberi”. Bayangkan (ini hanya khayalan saja), bila setiap orang di Indonesia mau memberikan uang pribadinya sebesar 1000 Rupiah saja perbulan untuk membantu orang lain. Inikan berarti sudah terkumpul kurang lebih 200 Milyar Rupiah sebulan, tidak besar memang, tetapi saya yakin banyak hal positif bisa dibangun dari uang pemberian bulanan setiap masyarakat Indonesia tersebut.

Terkesan sekali saya dengan pendapat Khotib tersebut. Saya lantas berfikir, sebegitu hebatkah kekuatan memberi? Saya coba mencari analogi yang cocok, misalnya:
• Kalau kita memberikan senyuman, biasanya orang lain akan membalas dengan senyuman.
• Kalau kita marah-marah, biasanya orang lain juga akan marah-marah.
• Kalau kita memberi uang Rp.100.000 pada orang yang membutuhkan dan dengan niat karena Allah, biasanya kita akan mendapat rejeki lebih dari Rp. 100.000 bahkan sampai berlipat-lipat…

Firman Allah mengenai memberi sudah sangat jelas dalam Al Qur’an. Minimal ada 15 ayat yang menerangkan mengenai memberi/shodaqoh. Ini diantaranya.

”Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui. Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. (QS al Baqarah (2) : 261-263)

Persoalannya, kenapa kok sulit untuk menjadi pemberi? Lebih nyaman menerima. Saya pernah mendengar seorang temen berkata, “saya baru akan baik pada orang lain kalau orang tersebut terlebih dahulu baik kepada saya!!. Pernyataan itu kan sama saja dengan kalimat ”berikan dahulu kepada saya, baru saya akan memberi anda”. Bayangkan kalau tidak ada orang lain yang memberikan sesuatu, apakah dia juga tidak akan, memulai untuk memberi sesuatu kepada orang lain. Saya jadi teringat kalimat menarik yang ada dalam bukunya Robert T. Kiyosaki, yang kurang lebih ilustrasinya seperti ini. Anda sedang sangat kedinginan dan berada di depan tungku api dengan dua ikat kayu bakar dan anda bicara pada tungku api seperti ini “hey tungku api, panaskan badanku nanti kalau aku sudah hangat engkau akan aku berikan kayu bakar ini kepada mu!!”.

”Sesungguhnya hartamu yang sebenarnya adalah yang telah diinfakkan” (HR Bukhari)

Memberi, kadang selalu diasosiasikan dengan pemberian materi atau harta atau uang. Yang secara akal manusia yang bodoh ini, selalu diartikan, ”Memberi itu berarti mengurangi”. Banyak memberi berarti hartaku semakin berkurang!!! Sehingga biasanya terjadi self talk atau berdebatan dalam diri sendiri saat kita akan memberi. Nah, pada saat itulah setan ikut berperan dengan memberikan alasan-alasan yang manis sehingga memberi menjadi berat sekali rasanya. Seandainya tetap memberipun, akhirnya pemberian tidak optimum.

“Setiap kebaikan itu shodaqoh” (HR Bukhari)

Sebenarnya banyak sekali yang bisa kita berikan kepada orang lain, dan itu berlimpah kita miliki. Setiap manusia sudah dirancang oleh Allah Subhanahu wa ta’ala untuk mampu memberikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu itu bukan hanya harta benda dan uang, tetapi juga harta yang tidak dalam bentuk benda atau uang. Harta jenis kedua itu tidak kalah manfaatnya apabila kita berikan kepada orang lain dengan ikhlas karena Allah dan pada saat yang tepat. Secara logika, harta ini tidak akan habis, seroyal apapun kita memberikannya kepada orang lain. Bahkan semakin sering kita memberikannya kepada orang lain, semakin banyak dan berlimpah harta itu kita miliki. Anda mau tahu seperti apa harta yang kita semua miliki tersebut?
• Senyuman yang tulus
• Menasehati dalam kebenaran
• Memberi semangat
• Menyebarkan ilmu yang bermanfaat

Usahakanlah terus memberikan hal-hal di atas (tentunya termasuk sebagian harta anda) kepada semua orang terdekat, tetangga, teman dan sesama muslim. Semakin boros anda memberikan, maka anda akan menjadi “orang kaya” yang sebenarnya. Kapan terakhir anda memberikan senyuman yang tulus pada suami/istri/anak anda, orang tua anda, kakak atau adik anda? Kapan anda terakhir anda mengajak orang untuk ikut sholat berjamaah? Kapan terakhir anda memberi semangat pada teman sekerja anda atau pada anak anda? Kapan terakhir anda mengajak keluarga anda untuk tilawah al Qur’an di rumah? Dalam 3 bulan terakhir, sudah berapa banyak anda memberi, bershodaqoh atau berinfak?

”Harta itu tidak berkurang karena dishodaqohkan” (HR Muslim).

Ingin berlebih, berikan sebanyak mungkin. Anda ingin banyak uang, banyak-banyaklah memberikan uang anda untuk membantu sesama muslim yang membutuhkan. Anda ingin hidup tenang, banyak-banyaklah memberikan ketenangan kepada orang lain. Anda ingin bahagia, berikan kebahagiaan pada orang lain. Anda ingin apa saja, berikanlah apa saja kepada orang lain yang membutuhkan. ternyata sederhana yah…………..

Ya Allah Yang Maha Pemurah, mudahkanlah kami dalam bershodaqoh dan memberi kepada saudara-saudara kami seiman demi tegaknya Agama Mu, Jauhkan kami dari sifat bakhil, Jadikanlah kami hamba Mu yang gemar memberi dari pada menerima. Amin.

Waallahu ’alam bish showab

Tentang Budi

Moslem, Consultant, Trainer, Photographer, Gardener and Traveler.
Pos ini dipublikasikan di Aplikatif dan tag , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar